Jumat, 27 November 2015

Seminar dan talkshow


     Nah, teman-teman good people pada tanggal 29 november nanti kami dari GRAHA akan mengadakan seminar dan talkshow tentang World Aids Day atau lebih dikenal dengan hari aids sedunia. tepatnya kami akan menyelenggarakan kegiatan ini di Balai Kota Bandung teman-teman, jangan lupa datang ya... !!!
mengapa kami mengadakan acara ini tanggal 29 november, karena tanggal 1 desember itu bukan hari weekend teman-teman... tapi jangan khawatir teman-teman...
Disini kita selaku panitia bukan hanya memberikan pengetahuan saja, tetapi disini juga kita akan mengadakan perlombaan seperti photo contest dan quotes contest teman-teman. Tidak hanya itu teman-teman, kita juga punya hadiah-hadiah dan doorprize yang menarik teman-teman, jadi jangan sampai ketinggalan ya?!!!

     ohh iya, udah tau belum apa sih GRAHA itu??? pasti teman-teman ingin tahu kan....
GRAHA itu adalah komunitas teman-teman, yang berarti Gerakan Remaja Anti Hiv Aids. Kami selaku remaja ingin kehidupan remaja saat ini itu lebih baik dan produktif teman-teman dengan segudang ilmu dan prestasi.
visi kami disini adalah mewujudkan generasi pemuda EMAS (Exellent, Mandiri, Aktif, dan Spiritual).
    Kami juga punya moto, moto kami adalah "Bebas Bergaul, Tapi Bukan Pergaulan Bebas". nah, itu adalah moto kami good people. Mengapa kami mempunyai ide membuat perkumpulan seperti ini, kami ingin berbagi pengetahuan tentang bahaya Hiv Aids bagi manusia, masalahnya ini menyangkut nyawa manusia good people, masak kalau monyet atau simpanse ulang tahun kita manusia berbondong-bondong merayakannya sedangkan manusia biasa saja. Maka dari itu teman-teman, saya ingin teman-teman disini berpartisipasi dalam kegiatan ini serta ikut melakukan perubahan. Kita wujudkan generasi pemuda penerus yang baik dan sehat. Saat ini kita sedang mengalami krisis moral yang sangat berat teman-teman, kurangnya kesadaran kita sebagai remaja dalam hal ini. berprilaku seperti binatang, yang mengandalkan semuanya dengan hawa nafsu tanpa dipikirkan bahaya dan sebab akibat dari apa yang kita perbuat tadi teman-teman.
     Kurangnya pemahaman terhadap agama dan tidak mengikuti ajaran tuhannya, itulah yang menjadikan seseorang terjerumus ke dalam jalan yang salah.
apakah teman-teman ingin seperti itu ????
Kalau tidak....... maka jauhilah yang namanya narkoba, seks bebas, geng motor, tawuran, dan yang terpenting adalah hindari yang namanya pergaulan bebas.
Karena semua keburukan dan kejelekan itu pasti datangnya dari yang namanya pergaulan bebas....
Ok good people trima kasih sudah mau membaca tulisan ini, jangan lupa ya datang ke acara ini...


Salam dari saya Joko Bimo Prawiro Setyo

Senin, 16 November 2015

prilaku menyimpang pada remaja

“ Penyimpangan Pola Pergaulan Pada Remaja Islam “. 


MUQADDIMAH
Segala Puja dan puji hanya milik Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.
“ Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “.
Dengan pertolongan Alloh Rabb semesta alam, Alhamdulillah saya telah selesai membuat makalah tentang “ Penyimpangan Pola Pergaulan Pada Remaja Islam “. Sebagai salah satu tugas dalam mengembangkan Syi’ar Islam dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah yang merujuk kepada Metodelogi Pemahaman para Shahabat Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam.
Saya berharap supaya Remaja Islam jangan salah dalam pergaulan sebab lebih baik bergaul kepada para Ulama yang selalu menegakkan Kalimat Alloh di muka Bumi. Karena pada era globalisasi ini, kita dikalahkan oleh musuh-musuh Islam (Kaum Kafir), yang mana telah masuk ke berbagai pelosok Negara terutama Indonesia dengan membawa virus kepada umat Islam diantaranya: free sex, narkoba, dan sebagainya yang merusak moral dan aqidah umat Islam. Karena itu semua kita saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. (QS. Al-‘Ashr: 3). Dan marilah saya menghimbau untuk merenungkan ayat Al-Qur’an berikut ini:
“ Dan serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta bantahlah dengan cara yang terbaik pula “. (QS. An-Nahl: 125).
Dan Alloh berfirman pula,
“ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dam jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran “. (QS. Al-Maidah :2).
Akhirnya, semoga kita sebagai remaja Islam senantiasa mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh menurut metodelogi pemahaman para Shahabat Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam yang berpedoaman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih agar kita selalu benar dalam menjalankan syari’at Islam sehingga mendapat Ridha dan ampunan dari Alloh Azza wa Jalla Rabb semesta alam. Amien Ya Mujibas Saliem. Sekian. Barakallohu’ Fiik.
bandung, 16 nov 2015

“ PENYIMPANGAN PERGAULAN PADA REMAJA ISLAM “
Berbicara tentang cinta memang tidak akan ada habinya. Dengan cinta-Nya Alloh menciptakan manusia dan melimpahkan Rahmat-Nya. Dengan cinta pula ayah dan ibu melahirkan generasi penerus untuk kelangsungan hidup manusia. Sayangnya dalam realitas kehidupan hanya sedikit orang yang menyadari dan memahami peringkat-peringkat cinta. Ada orang yang sangat cinta kepada harta, ada pula orang yang sampai jatuh bangun memuja kasih pujaanya. Padahal dalam Islam jelas telah diatur peringkat-peringkat cinta itu, sebagaimana yang terdapat dalam Surat At-Taubah yang artinya: “ Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabat, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Alloh dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan keputusan-Nya. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada oraang-orang fasik “. (QS. At-Taubah: 24).
Hal yang lazim terjadi sekarang, Alloh hanya didekati bila ia butuh pertolongan. Ketika ia sedang di atas angina maka dengan segera pula Alloh disingkirkan. Firman Alloh pula lihatlah (QS. Yunus: 12). Para Remaja, cinta lebih kerap dikonotasikan sebagai cinta antar lawan jenis. Sedemikian membudayanya cinta dengan lawan jenis (Ikhtilat) ini sehingga kemudian dikenal istilah pacaran (budaya kafir). Sebenarnya normal apabila ada rasa suka antara wanita dan pria. Hal ini merupakan fitrah, sesuai dengan firman Alloh Azza wa Jalla dalam QS. Ar-Rum: 21 yang artinya: “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istrimu dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “.
! APA ITU PACARAN?.
Pacaran adalah salah satu cara terpopuler untuk mencari pasangan hidup dewasa ini. cara ini muncul di Negara-negara Barat, kemudian diperkenalkan ke berbagai penjuru dunia melalui bacaan, film, novel, majalah, radio, internet, dll sehingga mewabah ke seluruh dunia, termasuk Negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim. Seseorang bisa berpacaran dengan lawan jenisnya tentu melalui berbagai tahapan. Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah Rahimahulloh Ta’ala merumuskan tiga faktor yang menyebabkan gejolak cinta yaitu:

  1.     Sifat-sifat yang dimiliki sesorang yang membuat ia mencintai kekasihnya.
  2.     Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut.
  3.     Pertautan antar seorang dengan kekasihnya.
Dengan tercapainya pertautan, maka gejolak akan melemah. Sedangkan Murstein menemukan bahwa pacaran terdiri dari tiga tahap yakni:

  1.      Tahap Stimulus (Pertama), yaitu mulai dari pertemuan dan saling tertarik.
  2.   Tahap Nilai, yaitu masing-masing mulai membandingkan dan bereksplorasi (menampilkan) tentang nilai-nilai yang dianut. Bila terdapat kesamaan, maka biasanya hubungan akan makin berlanjut.
  3.     Tahap Peran, yaitu dengan saling berjanji, memecahkan masalah bersama-sama, dst.
Ada beberapa alas an yng dikemukakan oleh remaja untuk berpacaran yakni:

  1.      Sekedar hura-hura/rekreasi.
  2.      Tekanan/kritik sosial, karena tidak punya pacar dianggap aneh dan tidak normal.
  3.      Faktor penting dalam mencari pasangan.
  4.      Mekanisme (Pelajaran), Sosialisasi (Berhubungan) Seksual.
Namun pacaran tidak dapat menjamin apakah sudah mendapat pasangan yang benar-benar sesuai. Begitupun lama tidak berpacaran. Dalam penelitian lain disimpulkan bahwa pacaran sebentar atau bertahun-tahun punya dampak kegagalan dalam perkawinan.
! DAMPAK PACARAN.
Pacaran termasuk dalam pengumbaran nafsu syahwat yang tidak dirahmati Alloh, karena perasaan hati/cinta itu menyatu di luar perkawinan. Hal ini karena rata-rata orang berpacaran akan menemukan kecocokan bila terdapat hal-hal berikut:
Senang bila dapat berduaan, tidak dapat/tahan untuk berpisah dalam waktu pendek.
Merasa cocok satu sama lain, memecahkan masalah bersama.
Berusaha untuk memenuhi/menuruti kemauan kekasih dalam rangka mempertahankan hubungan.
Seorang pakar Psikologi UI, Prof. Dr. Singgih Gunarsa, Psi mengatakan bahwa:
“ Rata-rata pelaku pacaran masih tergolong usia muda, sehingga mereka kadang-kadang belum dapat mempertimbangkan dengan baik sifat dan pacaran dalam batas-batas kesopanan, terutama soal kedisiplinan diri dalam waktu ibadah, belajar, bekerja dan rekreasi. Prestasi belajar menurun. Belajar seringkali dijadikan alasan untuk pacaran karena mereka menikmati suasana berduaan “.
Dalam buku “ Pendidikan Seks Dalam Islam “ yang dikarang DR. Abdullah Ulwan, beliau mengungkapkan kejahatn seks yang menimpa Rusia dan Amerika. Di Rusia, Presiden Chruschor tahun 1962 berkata, Masa depan Rusia dalam bahaya karena pemuda-pemudinya bodoh, tidak terarah dan hanyut akan seks. Dilain pihak, Presiden USA juga mengatakan khawatir akan masa depan Amerika. Di antara 7 pemuda yang mendaftarkan diri menjadi tentara, 6 diantaranya tidak layak. Keasyikan mereka dengan syahwat telah merusak fisik dan jiwa mereka.
Dan memang pada kenyataannya sekarang sederet bukti-bukti kejahatan seksual sudah tampak di Negara-negara barat terutama Amerika. Pemerkosaan terjadi tiap detik dan calon pemerkosanya 86% adalah orang-orang yang telah di kenal termasuk Ayah, Abang, Paman, Tetangga, maupun Pacar. Hal ini menyebabkan wanita AS tidak lagi merasa aman tinggal di rumah. Sekarang juga marak apa yang dinamakan pelecehan seksual (Seksual Harassement), mulai dari siulan, ejekan, sampai mengajak tidur. Bukan hanya pelecehan pria terhadap wanita, tapi pelecehan wanita pad pria sudah umum di Barat. Apa saja yang dilakukan selama pacaran?, Data-data yang disusun oleh Dr. Sarlito Wirawan Sarwono terhadap 417 responden terhadap remaja Jakarta ini membuat kita merinding:
Tindakan Jumlah %
1). Berkunjung/dikunjungi di rumah pacar. 186 64,6
2). Saling mengunjungi. 124 43,1
3). Berjalan berduaan. 164 57
4). Berpegang tangan. 157 54,5
5). Mencium pipi. 136 47,2
6). Mencium bibir. 119 41,3
7). Memegang buah dada. 51 17,7
8). Memegang alat kelamin dibalik baju 35 12,1
9). Memegang kelamin diatas baju. 29 10,1
10). Senggama. 17 5,9
11). Tidak menjawab. 18 6,3
Dari mereka yang bersenggama, ternyata 80% dilaksanakan di rumah, 11% di hotel, 4,9% ditaman, 2,8% di sekolah, dan sisanya di mobil atau ditempat yang kurang jelas, maka tidak mengerankan bila Klinik Raden Saleh menerima 15 permintaan aborsi tiap pekannya. Dampak lain yang lebih jauh pacaran adalh munculnya sikap free seks dan free love. Yang terlahir inilah yang menjadi pemicu munculnya AIDS.
! BAGAIMANA ISLAM MENYINGKAPI PACARAN.
Islam mengambil jalan tengah dalam segala hal, tidak mempersulit tapi tidak mempermudah. Islam bukan Dien (agama) yang mengharamkan segala bentuk hubungan antara pria (ikhwan) dan wanita (akhwat), tapi juga tidak membuka pergaulan bebas antara pria dan wanita. Dasar diperbolehkannya pergaulan antara pria dan wanita ini terdapat dalam QS. 49: 13 yang artinya: “ Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan wanita dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal “. Tujuan utama dari pergaulan dalam Islam ialah untuk meningkatkan nilai-nilai takwa dan kebajikan, sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al-Maidah:2.
Islam yang berorientasi (berpedoman/menilai) pada pendekatan presentatif (yang baik) dari kuratif (yang jelek/buruk), telah sejak dini mengantisipasi dan mengatur hubungan antara lelaki dan wanita agar tidak terjadi berbagai macam kejahatan seksual yang melemparkan manusia dalam jurang kehinaan. Maka Islam tidak mengenal istilah PACARAN?, sebab dalam pacaran biasanya terdiri dari hal-hal yang dimurkai/dilaknat oleh Syari’at Islam dan petujuk Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti:
1). Berkhayal/Zina Hati.
Ingatan yang terus menerus, rasa rindu, dsb: menyebabkan pikiran dan perasaan disibukkan dengan urusan pacar (duniawi) akibatnya lupa untuk berdzikir pada Alloh Azza wa Jalla Rabb semesta alam Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Telah tertulis atas anak Adan nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak dapat tidak. Zina dua mata adalah melihat, zina dua tangan adalah menyentuh, zina dua kaki adalah berjalan, zinanya hati adalah menginginkan dan berangan-angan dan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakan “. (HR. Muslim dari Abu Hurairah dengan Sanad Shahih).
2). Memandang dengan bersyahwat.
“ Hai Ali, janganlah sampai pandangan yang pertama di ikuti pandangan lagi. Sesungguhnya buatmu pertama, bukan yang kedua, dan dosa atas yang kedua “. (HR. Abu dawud dengan Sanad Hasan Shahih). Islam menyuruh umatnya untuk menundukkan pandangan (godhul Bashor), karena berawal dari pandangan itulah biasanya ketertarikan muncul. Lihat QS. An-Nuur: 30-31.
3). Pembicaraan yang manja/dibuat-buat untuk merayu.
Firman Alloh Azza wa Jalla: “ Jangan kalian rendahkan (merdukan) dalam berbicara, sebab akan tergoda orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan ucapkanlah kata-kata yang baik (biasa) “. (QS. Al-Ahzab: 32). Kalaupun kesannya diam, tapi mengatur gerakan anggota tubuh, sehingga membuat orang terpesona juga dilarang, yaitu dalam QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya: “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara pandangannya yang demikian itu ialah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Azza wa Jalla Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (30) “. “ Janganlah hentakan kaki-kaki mereka (dengan maksud) agar supaya diketahui apa-apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka (31) ”.
4). Bersentuhan
Menyentuh lawan jenis dengan sengaja dalam keadaan tidak darurat hukumnya haram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Sungguh, kepala salah seorang diantara kamu ditikam dengan jarum besi lebih baginya daripada ia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya “. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi dengan Sanad Hasan Shahih).
5). Memakai Parfum/Wangi-wangian. Hukumnya haram kecuali kepada Suami dan Mahramnya.
Parfum merupakan sarana yang paling halus dalam menyebarkan maksiat. Bentuk tubuh atau kecantikan bisa disembunyikan namun dengan berparfum semerbak orang yang disekatnya dapat merasakan dan berkhayal jauh. Maka Syari’at Islam melarang penggunaan parfum yang tidak pada tempatnya. Di ambil dari Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahulloh. Rasululloh Muhammad ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Siapapun wanita yang memakai parfum/wangi-wangian melewati sekumpulan laki-laki maka wanita itu adalah wanita yang sudah berzina (tuna susila/PSK). (HR. An-Nasa’i, Abu dawud, Tirmidzi dengan Sanad Jayyid).
6). Khalwat
Khalwat ialah menyendiri atau bersepi-sepi dengan lawan yang bukan mahram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Janganlah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersepi-sepi, sebab Syaithan Laknatulloh’ Alaik menemaninya “. Dan janganlah seorang diantra kami bersepi-sepi dengan seorang perempuan kecuali dengan disertai mahramnya “. (HR. Muthafaqun’ Alaih yakni Imam Bukhari & Imam Muslim dengan Sanad Shahih).
7). Ikhtilat (Campur baur antara Pria (Ikhwan) dan Wanita (Akhwat)).
Fatwa Lajnah Ad-Da’imah, Kerajaan Saudi Arabia (KSA) dan Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berpendapat bahwa Ikhtilat yaitu bercampur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat yang memungkinkan saling satu sama lainnya. Serta menurut Ulama Salaf orang yang belum menikah dianjurkan (wajib) untuk bershaum (puasa) kalau melanggar dari norma-norma ajaran agama Islam maka haruslah didera 100 kali lalu diarak serta ditonton keliling kota/desa serta dilempar oleh batu hingga meninggal.
8). Memperlihatkan Aurat.
Wanita diawajibkan menutup auratnya sesuai dengan QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya: “ Dan hendaklah menutupkan kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka…”.
9). Berhias/Tabaruj
Menurut Al-Allamah Syaikh Zamakhsyari Rahimahulloh, Tabaruj ialah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Bis berupa gerakan, cara bicara, berdandan, dll. Firman Alloh Azza wa Jalla: “…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah dulu…”. (QS. Al-Adzhab: 33)
10). Homo Seks/Liwath.
Firman Alloh Azza wa Jalla: “ Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tercela. Barangsiapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas “. (QS. Al-Mu’minun: 5-7).
11). Onani/Istimta’
Yaitu mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan tangan. Jadi ini termasuk zina tangan. Supaya tidak melakukan Rasululloh mengingatkan dengan sebuah hadist yang artinya: “ Wahai sekalian pemuda, barangsiapa yang sudah mempunyai bekal untuk kawin maka kawinlah sebab itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah itu sebagai pelindung baginya “. (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).
12). Zina/hubungan Seks.
Puncak petaka dari pacaran ialah adanya hubungan seks diluar nikah. Islam sejak dini telah melarangnya, bahkan untuk mendekatinya saja sudah dilarang. Alloh berfirman: “ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu ialah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “. (QS. Al-Isra’: 32). Hukuman bagi sang pezina dalam Al-Qur’an sangat berat, yaitu didera seratus kali bagi yang belum menikah atau di rajam sampai mati bagi yang sudah menikah.
13). Tasyabuh (mengikuti budaya orang Kafir).
Rasululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ barangsiapa yang mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk golongannya “. (HR. Imam Muslim dengan sanad Shahih). Jadi intinya pacaran dalam kacamata Islam itu hukumnya haram dan melanggar norma-norma hukum Islam menurut metodelogi pemahaman Rasululloh dan para Ulama Salaf maupun Khalaf, yang sebagaimana mereka menerangkan bahwa pacaran itu bertasyabuh (mengikuti orang kafir-red) baik dalam berpakaian, tingkah laku serta bercampur baur antara laki-laki dan perempuan. Intinya lebih baik pemuda dan pemudi tersebut menikah dari pada berpacaran yang mana membawa kepada Laknat Alloh dan menjerumuskan kedalam jurang Neraka yang dhasyat.
Sebagaimana dalam pernikahan itu dapat mengikuti Sunnah para Nabi dan Rasul serta Shahabatnya yang mulia. Dan hendaklah kita mulai sejak dini menjauhi mode orang kafir seperti: TV (Asalkan dipake untuk sarana Dakwah & Informasi Keislaman-red), Radio (Asalkan dipake untuk sarana Dakwah & Informasi Keislaman-red), Pakaian (Fashion) mode Kafir, Musik, dll. Tapi seharusnya wahai para pemuda dan pemudi banggaan umat Islam marilah engkau pelajari Ilmu Islam dengan benar dan mengikut kajian/taklim bernuansa Islam yang di dalamnya mengajak kita untuk memahami aspek-aspek agama Islam yang lurus agar membawa umat Islam untuk mendapatkan Negara dan Bangsa yang Baldathun Thoyibathun Warrabun Ghofur bila pemuda dan pemudinya kembali kepada jalan yang lurus (Syirothol Musthaqiem) yang diridhoi oleh Alloh Tabarokta wa Ta’ala Rabb semesta alam. Amien….
14). Khotimah (Penjelasan).
Pacaran berbagai bentuk pergaulan lawan jenis yang campur baur adalah budaya barat (kafir) dan tidak dikenal dalam Al-Islam. Dien (Agama) kita yang sempurna (dibanding agama lainnya-red) telah mengatur dengan jelas dan gambling (gampang tidak sulit) tentang rambu-rambu pergaulan dengan lawan jenis, untuk mencegah berbagai kekejian (zina, perkosaan, homoseks, lesbian, dan pelecehan seksual). Dalam memilih pasangan hidup marilah kita senantiasa berkhusnudzon pada Alloh Tabarokta wa Ta’ala Rabb semesta alam.
Bahwa Alloh akan memberikan pasangan yang baik apabila kita juga harus berusaha memperbaiki diri. Alloh Tabarokta wa Ta’ala berfirman: “ Wanita yang keji ialah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji ialah hanya untuk wanita yang keji (pula) dan wanita yang baik ialah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan bagi mereka, itulah ampunan dan rejeki yang mulia (baik)”. (QS. An-Nuur’: 26). Maka langkah yang pertama dan utama yang harus kita kerjkan sekarang ialah Ibda’ binafsika (mulailah dari dirimu sendiri) bukannya sibuk menengok kanan-kiri mencar pasangan (pacar). Sekian.
Barakallohu’ Fiik, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.
Dan segala puji bagi Alloh Robb semesta alam dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam dan keluarganya dan para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.

Daftar Pustaka/Mara’ji:
2 Al-Qur’an dan terjemahan dari DEPAG RI.
2 Kumpulan Kitab-Kitab Ulama tentang Hadist-Hadist Shahih & Maudhu serta Dhoif’.
2 Tafsir Ibnu Katsir, Oleh: Al-Imam Ibnul Katsir.
2 Majalah Al-Furqon.
2 Majalah As-Sunnah.
2 Pacaran Dalam Kaca Mata Islam, Oleh: Abd. Al-Mukaffi, Terbitan: Media Dakwah, 1997.
2 Kudung Gaul, Oleh: Abu Al-Ghifari, Terbitan: Mujahid Prees.
2 Remaja & Cinta, Oleh: Abu Al-Ghifari, Terbitan: Mujahid Prees.
2 Fatwa-fatwa memandang, khalwat dan berbaurnya Pria & Wanita (Ikhtilat), Oleh: Syaikh Abdul Aziz
bin Baaz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Syaikh Abdurrahman Al-Jibrin, Terbitan:
At-Tibyan cetakan ke III November 2000.
Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bersabda:
“ Sesungguhnya Alloh Ta’ala tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tetapi kepada hati dan setiap amal-amal kalian “.
(Hadist dengan Sanad Shahih Riwayat Imam Muslim)
Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahulloh dalam Kitabnya Al-Umm’ berkata:
“ Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya”
Dakwah Kami:
  1. Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan Pemahaman Rosululloh serta Salafush Ash-Shalih
  2. Tashfiyah yakni memurnikan ajaran Islam dari segala Noda Syirik, Bid’ah, Khurafat, serta gerakan-gerakan dan pemikiran-pemikiran yang merusak ajaran Islam.
  3. Tarbiyah yakni Pendidikan bagi kaum Muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni.
  4. Menghidupkan pola piker membiasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan (tradisi)
  5. Mengajak kaum Muslimin untuk hidup Islami, sesuai dengan Manhaj Ahlul Sunnah Wal Jama’ah.
Saudaraku Ingatlah 5 Slogan INDAH (Inti Dakwah HASMI):
1. Tegakkan Tauhid, Lenyapkan Syirik…!!
2. Terapkan Syari’at Alloh Azza wa Jalla…!!
3. Wujudkan Masyarakat Islami…!!
4. Hidupkan Sunnah, Matikan Bid’ah…!!
5. Tinggalkan Kemaksiatan & Kemungkaran…!!
“.....Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka:
KEMBALIKANLAH IA KEPADA ALLOH (AL-QUR’AN)
DAN RASUL (SUNNAHNYA)......”.
(QS.AN-NISAA’: 59)

aqidah islamiyah

SENIN, 16 NOV 2015

Aqidah Islam



1. Arti Aqidah

A. Pengertian Aqidah

Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( عقد) yang artinya ikatan. Secara istilah ialah keyakinan hati atas sesuatu.‘aqidah’ itu bisa digunakan untuk pelajaran yang ada dalam Islam, dan bisa juga dijadikan untuk pelajaran lain di luar Islam.dan Sehingga hadir istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang sesat atau menyimpang dan ada aqidah yang lurus atau benar.
Dalam Islam, aqidah Islam (aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang ada dalam apa yang dinamakan dengan rukun iman,ialah haqqul yakin kepada Allah swt, Malaikatt-Nya, kitab2-Nya, rasul2-Nya,Dan hari akhir, serta untung baik dan untung jahat.Masalah ini didasarkan kepada Hadis sh0hih yang diriwayatkan 0leh Imam Muslim dari Shabat Umar bin Khath0b r.a. yang dinamai dengan ‘Hadits Jibril’.

B. Menurut Para Ahli (Terminologi)Dan Pengertian Secara Istilah

Aqidah menurut istilah ialah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karnanya,hingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampurkan oleh keraguan dan keubimbangan.

 Menurut hasan al-Banna Pengertian aqidah Ialah:
"Aqaa'id ialah jamak rai aqidah juga beberapa hal yang wajib diyakinkan kebenaran 0leh hati kita, menghadirkankan ketentntraman jiwa kita yang tidak bercampurkn dengan keraguan-raguan".
  Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy artian Aqidah ialah:
"Aqidah yaitu sejumlah kebenaran yang bisa diterima secara umum 0leh manusia berdasarkan pikiran , wahyu dan fitrah. Kebenaran itu diniatkan 0leh manusia di dalam hati serta diyakini keshohihan dan keberadaan secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.


2. Dalam Islam Kedudukan Aqidah yaitu

Dalam Islam Kedudukan Aqidah yaitu  kedudukan yang sangat penting. umpama suatu bangunan, aqidah ialah bentengnya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, ialah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa benteng ialah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak  ada gempa bumi atau hujan lebat, bahkan untuk  menahan atau menanggung beban atap saja, rumah tersebut akan roboh dan hancur berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan azas bagi tegak islam dan diterimanya suatu amal.Allah berfirman yang

Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shaleh dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)

Allah ssubhanahu wata'ala juga berfirman,
Artinya: “Dan sungguh sudah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau benar-benar mengerjakan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan binaasa, dan kamu betul-betul akan tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar:ayat 65)

Mengingat pentingnya kedudukan aqidah tersebut, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pelajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rsulullah saw berdakwah dan mendidik Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam jangka waktu yang sangat panjang, yakni selama kurang lebih 13 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, umat muslim yang merupakan golongan kecil di Mekkah mendapatkan cobaan keimanan yang begitu berat.cobaan berat itu setelah itu terbukti menjadikan keimanan umat islam sangat kuat, hingga menjadi pokok yang kuat kokoh bagi perjalanan pejuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pelajaran dan menegakkan hukum-hukum syariat dikerjakan di Madinah, dalam jangka tempo yang lebih singkat, yaitu  lebih kurang  selama 10 tahun. masalah ini menjadi pengaajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam  Islam.

3. Sumber dan Cara Pengambilan Aqidah Islam

A. Sumber-sumber Aqidah Islam

Aqidah Islam sesuatu yang bersifat tauqif, maknanya suatu ajaran yang hanya bisa ditetapkan dengan adanya dalill dari Allah dan Rasul-Nya.Jadi, sumber ajaran aqidah Islam yaitu terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja. Karna,nggk ada yang lebih mengetaui tentang Allah kecuali Allah subhanahu wata'ala sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang Allah, sesudah Allah sendiri,dan kecuali Rasulullah saw.

B. Metode Memahami Aqidah Islam dari Sumber-sumbernya Menurut Para Shahabat

Generasi para shahabat yaitu penerus yang dikatakan oleh R0sulullah sebagai generasi terbaik kaum muslimien.Kebenaran mereka terdapat pada pemahaman dan sekalian pengamalan atas ajaran Islam secara betul dan menyeluruh.Mereka ialah penerus pertama yang melihat langsung sampainya wahyu, dan mereka mendapat pelajaran dan bimbingan  langsung dari R0sulullah saw. Sesudah generasi shabat, kualifikasi atau derajat kebenaran itu diikuti secara berurut oleh penerus berikutnya dari kalangan tabi’in, dan seterusnya diikut 0leh penerus taabi’ut taabi’in.3 generasilah yang secara umum dinamakan sebagai generasi salafus shalih atau salaf. Rasulullah bersabda tentang mereka,

 “Sebaik-baik manusia ialah generasi pada masaku, lalu penerus setelahnya, lalu generasi berikutnya…” (H.R. imam Bukhari dan imam Muslim)

penerus salafus shaleh (al-salaf al-shalih) mengambil pemahaman aqidah dari al-Quran dan sunnah dengan metode mengimani atau percaya segala semua yang diinformasikan (ditunjukkan) oleh 2 sumber itu. Dan apa saja yang tidak ada  dalam kedua sumber itu, mereka mentiadakan dan mentolaknya. Mereka mencukupkan diri dengan 2 sumber itu dalam menetapkan atau meniadakan suatu pemahaman yang menjadi dasar aqidah atau kepercayaan.
Dengan cara atau metode di atas, maka para shahabat, dan generasi berikutnya yang mengikut mereka dangan benar (ihsan), mereka aqidah dengan aqidah yang sama. Di antara kalangan mereka tidak adaa terjadi perselisihan dalam hal aqidah.jika pun ada perbedaan, maka perbedaan di kalangan mereka hanyalah dalam masalah hukum yang bersifat cabang (furu’iyyah) saja, bukan dalam masalah-masalah yang pokok (ushuliyyah). Seperti ini pula keadaan yang terjadi di antara golongan para imam madzhab yang 4, adalah Imam Abu Hanifah (th. 699-767 M),yaitu Imam Malik (tahun 712-797), kemudian Imam Syafi’i (tahun 767-820), dan Imam Ahmad (tahun 780-855 M).oleh
Karna itulah,jai mereka dipersaksikan oleh Rasulullah saw sebagai golongan yang selamat dunia akhiratt, sebagaimana beliau bersabda,
قَالَ : مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
Artinya: “Mereka (golongan yang selamat) ialah orang-orang yang berada di atas suatu prinsip seperti halnya sya dan para shahabat sya sudah berjalan di atasnya.” (H.R.Tirmidzi)

C. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat
Adalah pembahasan tentang semua sesuatu yang berkaitan dengan Ilahi umpamanya yaitu wujud Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain

2. Nubuwat
Aadalah pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
Adalah pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Adalah pembahahasan tentang segalla sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli yaitu berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti barzakh,alam akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, syurga neraka dan lain sebagainya.

E. Aqidah Islamiyah

Aqidah Islam telah memecahkan ‘uqdah al-kubra’ (perkara besar) pada diri manusia. Islam juga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan manusia,karna Islam telah menjelaskan bahwa semesta alam, manusia, dan kehidupan ialah ciptaan (makhluk) bagi pencipta (al-Khaliq} Allah, dan hanyasannya sesudah kehidupan dunia akan hadir hari kiamat. Hubungan di antara kehidupan dunia dengan apa yang hadir sebelum kehidupan dunia ialah ketundukan manusia terhadap perintah Allah dan laranganNya tapi hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada setelah kehidupan dunia ialah adanya Hari Kiamat, yang di dalamnya terdapat fahala dan azab siksa,berserta syurga dan neeraka. Al-Quran sudah menetapkan rukun-rukun aqidah ni.
"Rasulullah sudah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,kemudian demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", (al-Baqarah, 285)
Didalam hadits yang panjang, Jibril as pernah bertanya kepada rasulullah saw,” Beritakanlah kepadaku tentang iman!” Lalu Rasul saw menjawab, “Iman itu ialah percaya kepada (adanya) Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan percaya kepada qadar (takdir), baik dan buruk berasal dari Allah subhanahu wata'ala”. Jibril berkata, “Engkau benar” (H.R. imam Muslim, imam Tarmidzi,imam Abu Dawud dan al-Nasa’i).

Aqidah Islam mempunyai kekhususan diantaranya ialah:


1. Aqidah Islam dibangun berdasarkan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al-quran, dan kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi kita mengimani segala hal yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja apakah yang diberitahukan itu dapat dijangkau 0leh akal dan panca indra manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara-perkara ghaib lainnya.

2. fitrah manusia sesuai  dengan Aqidah Islam. Beragama (al-Tadayun) Adalah hal yang fitrah pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini ialah kenyatan bahwa dirinya penuh kekurangan, kelemahan, dan serba membutuhkan satu sama yang lain.setelah Islam ada untuk memberikan pemenuhan terhadap naluri hati beragama yang punya pada diri manusia, dan mendidik mausia untuk bisa mendapatkan kebenaran akan adanya Pencipta Yang Maha Kuasa. Dimana, semua makhluk yang hadir, keberadaanNya sendiri tidak berggantung pada siapapun.a

3. Aqidah Islam kaffah (konferehensif).Islam sudah menjawab semua soal manusia tentang semesta alam, manusia, kehidupan, dan menetapkan bahwa semuanya itu ialah makhluk.Islam pula menetapkan bahwa sebelum dan setelah kehidupan dunia ada Allah subhanahu wata'ala, sedangakn sesudah kehidupan dunia akan ada hari Akhir. Islam pula menetapkan bahwa hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia ialah keterikatan manusia dengan perintah dan larangan Allah subhanahu wata'ala.tapi hubungan antara kehidupan dunia ini dengan kehidupan setelahnya ialah timbangan,syurga dan neeraka,Demikianlah semoga bermamfaat. 

Minggu, 15 November 2015

Arti Dan Makna Dari Aqidah


MEMAHAMI MAKNA AQIDAH DAN SEBAB-SEBAB PENYIMPANGAN AQIDAH


Memahami Makna Aqidah dan Sebab-sebab Penyimpangan Aqidah


Arti Aqidah

- Aqidah adalah apa yang diyakini seseorang, bebas dari keraguan.
- Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.
- Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.


Aqidah Islam

- Aqidah Islam merupakan syarat pokok menjadi seorang mukmin, dan merupakan syarat sahnya semua amal kita. Untuk memperoleh aqidah yang lurus kita perlu mempelajari dan memahami sifat-sifat Allah dan apa-apa yang disukai dan dibenci Allah. Tanpa aqidah yang lurus maka amal ibadah kita tidak diterima-Nya. Salah satu hal yang paling dibenci Allah SWT adalah syirik, yaitu mensejajarkan diri-Nya dengan makhluk atau benda ciptaan-Nya. Allah berfirman, “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang yang merugi” (QS, Az-Zumar: 65).

- Aqidah adalah tauqifiyah, artinya tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil, dan tidak ada medan ijtihad atau berpendapat didalamnya. Sumbernya hanya al-Qur’an dan as-Sunnah, sebab tidak ada yang lebih mengetahui tentang sifat-sifat Allah selain Allah sendiri.

- Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-Prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.


Pentingnya Aqidah Yang Lurus (Aqidah Shahihah)

- Begitu pentingnya aqidah dalam Islam, sehingga pelurusan aqidah adalah dakwah yang pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah itu baru mereka mengajarkan perintah agama (syariat) yang lain. Didalam Al Qur’an, surat Al-A’raf ayat 59, 65, 73 dan 85, tertulis beberapa kali ajakan para nabi, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain-Nya”. Dengan demikian ilmu Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah yang lurus, merupakan ilmu pokok yang harus dipahami sebaik mungkin oleh setiap umat Islam yang ingin memperdalam ilmu agamanya.

- Tanpa aqidah yang benar seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkannya dari jalan hidup kebahagiaan.

- Tanpa aqidah yang lurus seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan kita.


Sebab-sebab Penyimpangan dari Aqidah Shahihah

1. Kebodohan, karena tidak ada kemauan (dan enggan) untuk mempelajarinya, sehingga ia tidak bisa mengenal mana yang benar mana yang salah menurut aqidah Islam. Dalam kehidupan ini manusia belajar memahami arti kebaikan (haq) dan keburukan (bathil) dari berbagai sumber, baik dari sumber syariah Islam, dari pergaulan serta dari kesepakatan umum antar manusia mengenai akhlak (karena sebagian kebaikan memang sudah ada dalam diri manusia sebagai fitrah). Namun kebenaran yang mutlak (haq) bersumber dari Allah (syariah Islam), sedang yang bersumber dari manusia dibatasi akal dan kepentingan manusia. Akal manusia terbatas, karena itu tidak mampu memahami secara baik mengapa babi diharamkan. Demikian juga kepentingan manusia dibatasi nafsunya, misalnya pendapat kaum liberal bahwa perzinahan dibolehkan asal mau sama mau. Keterbatasan manusia ini jelas difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an, surat Al Baqarah ayat 216, “. . . Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” .

2. Fanatik (ta’ashshub) kepada sesuatu yang diwarisi orang tua atau nenek moyang kita (tradisi), sekalipun hal itu bathil, atau menolak yang bertentangan dengan tradisi sekalipun itu benar. Ketahuilah bahwa ketentuan dalam syariah Islam tidak pernah berubah, sedang kehidupan dan ilmu manusia bisa berubah dari waktu ke waktu. Karena itu hendaknya kita secara langsung belajar dan berpedoman pada Qur’an dan Hadits, tidak sekedar mengikut kebiasaan yang ada tanpa memahami ilmunya. Disinilah pentingnya mempelajari agama Islam secara benar untuk meluruskan aqidah maupun syariatnya agar kita tidak sekedar melakukan ibadah sesuai tradisi (kebiasaan) yang kita terima di keluarga kita atau di lingkungan kita. Bisa jadi tradisi (kebiasaan) itu menyimpangkan ilmu akibat membiasnya proses penyampaian atau penerimaan ilmu, bisa jadi pula karena orang tua atau kakek kita belajar dari sumber yang salah, atau bisa jadi pula karena terbatasnya waktu pendidik kita (orang tua atau guru sekolah) kita dalam menyampaikan ilmu agama secara lengkap.

3. Taqlid (mengikuti) secara buta, yaitu mengikuti pendapat manusia tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenaran dalil yang ia gunakan. Bila ia mengikuti suatu imam atau ajaran yang sesat tanpa mau menyelidikinya, maka jadilah ia penganut paham yang sesat.

4. Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali atau orang-orang yang shalih, bahkan mengangkat derajat mereka dibanding manusia lainnya. Termasuk diantara mereka misalnya orang yang meminta sesuatu melalui ziarah kubur kepada para wali, atau mengikuti ajaran seorang shaleh panutannya sambil menolak atau meremehkan ajaran dari orang sholeh lainnya.

5. Ghaflah (lalai) terhadap perenungan terhadap kebesaran dan sifat-sifat Allah di alam jagad raya ini (ayat-ayat kauniyah) dan yang tertuang dalam Kitab-Nya (Qur’aniyah). Mereka lebih kagum pada hasil karya manusia, teknologi, seni dan kebudayaan ciptaan manusia. Bahkan mereka menganggap keunggulan dan keindahan karya manusia itu memang hasil kreasi manusia semata tanpa campur tangan Allah. Ingatlah firman Allah, “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu” (QS, As-Shaffat:96)

6. Rumah tangga (keluarga) yang hampa dari ajaran Islam, yaitu para orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya. Padahal orang tua mempunyai peranan terbesar dalam menentukan lurus tidaknya jalan hidup anaknya berdasarkan syariah Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanya lah yang kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Al-Bukhari).

7. Godaan lingkungan, yaitu berupa godaan cara dan gaya hidup yang menggunakan nilai-nilai kebaikan yang tidak sesuai syariah Islam, termasuk dalam hal ini godaan gaya hidup maksiat yang menurut standard bangsa barat yang liberal dipandang sebagai hal yang normal. Umat yang lemah iman dan ilmunya melihat hal ini wajar-wajar saja dan tidak berbahaya, sedang ajaran Islam telah menentukan dengan jelas mana yang benar (haq) dan mana yang salah (bathil). Sebagai contoh, di kolam renang pria dan wanita dengan pakaian yang hanya menutup paha atas dan (hingga) dada sudah dianggap wajar dan sopan menurut masyarakat masa kini, tapi tidak menurut Islam. Contoh lain, sebagian umat Islam yang awam menganggap mengucapkan selamat hari raya agama lain dianggap wajar dan menunjukkan sikap baik karena menghormati toleransi beragama, padahal berbagai dalil Qur’an dan Hadits telah melarangnya, dan keharamannya ditegaskan pula dalam fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Secara sosial, nilai-nilai barat seperti demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) yang diadopsi dari pemikir barat lebih mudah diterima (bahkan dipaksakan) pada semua lintas agama dan lintas bangsa. Namun kalau diteliti, nilai-nilai kebaikan tersebut berbahaya dalam jangka panjang apalagi menurut syariah Islam. Dalam situasi dunia yang dikuasai barat, maka umat Islam ditekan secara halus maupun kasar untuk menerapkan demokrasi dan HAM ala barat dengan cara tekanan ekonomi, tekanan politik, tekanan kekuatan angkatan perang mereka, dan bahkan di dalam negeri sendiri media massanya banyak yang sudah sejalan dengan pemikiran liberal mereka.


Kekuatan Aqidah Yang Lurus

Aqidah yang lurus akan menjadi benteng yang kuat untuk menolak berbagai godaan dunia, penyimpangan paham, bid’ah (ajaran baru) dan aliran sesat dari Islam. Kita akan tampil kuat dan percaya diri (yakin penuh pada ajaran Islam) di tengah godaan kehidupan dunia dan godaan ajaran yang menyesatkan di sekeliling kita.

Aqidah yang lurus juga akan menambah kecintaan kita pada Allah SWT dan takut men-zhalimi Allah SWT, yang mana akhirnya akan menambah kekhusyu’an kita dalam beribadah. Dengan menguatkan aqidah maka kita dapat mencintai Allah secara benar, mengharapkan-Nya secara benar dan takut pada-Nya secara benar pula. Kita mencintai Allah (Muhabbah) karena sifat-sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Lembut, Maha Sabar, Maha Suci dan Maha Adil. Kita juga selalu mengharapkan-Nya (Raja’), karena kita tahu sifat-Nya yang Maha Pengampun, Maha Mengabulkan, Maha Pembalas Jasa, Maha Pemberi Rizki dan Maha Penolong. Kita juga merasa takut (Khauf) untuk melakukan dosa, karena kita tahu sifat-sifat Allah yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dan Mendengar, Maha Pembalas, Maha Pembuat Perhitungan dan Maha Menetapkan Hukum.


Kehidupan menurut pandangan islam

Kehidupan Menurut Pandangan Islam

Sistem pendidikan itu sangat beragam, sejalan dengan keragaman pandangan manusia terhadap kehidupan, mulai dari pandangan optimistis hingga pandangan pesimistis. Demikian, penjelasan tentang kehidupan dan peranannya dalam Islam menjadi sesuatu yang sangat penting.
1. Kehidupan: Ajang ujian dan cobaan Allah
Islam memandang kehidupan dengan kesungguhan serta sikap tanggung jawab. Jika kita memperhatikan pandangan Islam terhadap manusia, kita akan menemukan bahwa kehidupan manusia itu mengalami proses penciptaan yang diawali dengan peristiwa Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian menyempurnakannya serta meniupkan kepada manusia sebagian dari ruh-Nya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepadanya.
“Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama [malaikat] yang sujud itu.” (al-Hijr: 30-32)
Sejak awal kehidupan manusia, Allah telah memberikan keistimewaan lebih kepada species manusia dibanding malaikat atau makhluk lainnya. Keistimewaan pertama terletak pada pemilikan ilmu, akal, kemauan, ikhtiar, dan kemampuan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Keistimewaan kedua terletak pada asal-usulnya. Manusia diciptakan dari tanah, darah dan daging. Sebagai implikasinya, manusia diciptakan dengan memiliki syahwat, naluri dan hal-hal yang muncul dari naluri tersebut, yang di antaranya berbentuk kebodohan, pertumpahan darah, kerusakan, kerugian, kemalasan, keluh kesah, dan kerakusan. Allah berfirman:
“….Sesungguhnya manusia itu amat dhalim dan amat bodoh.” (al-Ahzab: 72)
“Demi maasa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih…” (al-‘Ashr: 1-3)
“….Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” (al-Baqarah: 30)
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.” (al-Ma’aarij: 19-20)
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (al-‘Aadiyaat: 8)
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (al-Fajr: 20)
Ayat tersebut menunjukkan naluri ketamakan dan kecintaan manusia pada harta.
“….dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (an-Nisaa’: 28)
Ayat tersebut menunjukkan adanya naluri manusia untuk mengikuti sesuatu yang lebih kuat.
“…..adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (al-Israa: 11)
Ini menunjukkan bahwa manusia itu adalah makhluk yang selalu tergesa-gesa dan cenderung tidak sabar.
“….dan adalah manusia itu sangat kikir.” (al-Israa’: 10)
“Tetapi kamu [orang-orang kafir] memilih kehidupan duniawi.” (al-A’laa: 16)
Sesungguhnya Allah telah memadukan dua keistimewaan manusia tersebut dengan sifat-sifat manusiawi yang berlawanan. Artinya, Allah telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk memilih kebaikan atau keburukan. Untuk mengimbangi kekurangan manusia, Allah telah menyertakan pengontrol berupa akal, yang mengingatkan manusia pada syariat dan penyembahan kepada Allah. Pemahaman atas aspek diri, semesta, kehidupan, serta perpadanan dan hubungan saling menyempurnakan antaraspek memerlukan perenungan deskriptif kehidupan dari al-Qur’an. Dengan demikian, Islam telah menjadikan kehidupan duniawi sebagai ajang ujian dan cobaan yang harus dilalui manusia untuk mencapai kehidupan kekal di akhirat kelak. Di akhiratlah manusia akan dihisab, apakah kenikmatan atau kebinasaan yang akan di alaminya.
2. Ujian dan Cobaan Allah terhadap Manusia Pertama.
Kehidupan manusia diawali oleh pengujian Allah kepada Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah. Ketika itu Allah melarang Adam mendekati syajaratul khuldi (pohon kekekalan). Datanglah iblis yang menggoda Adam untuk memakan buah pohon surga ini. “…. dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.” (Thaahaa: 121).
Akibat kelalaian tersebut Adam diturunkan ke bumi dan mulailah babak baru permusuhan manusia dengan iblis. Untuk bekal Adam di bumi, Allah menerima tobat Adam, “Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.” (Thaahaa: 122). Dengan demikian Allah memberi petunjuk unttuk membedakan kebaikan dan keburukan lewat wahyu dan syariat kepada Adam dan turunannya.
Penurunan Adam dan iblis dari surga merupakan awal mulainya ujian Allah kepada setiap manusia sehingga berlakulah berbagai konflik batin, antara kebaikan dan keburukan, antara keimanan dan kekafiran, serta antara pengikut syariat dan pengikut hawa nafsu.
Dengan turunnya syariat dan ajaran Islam, manusia diharapkan akan mampu mengatasi konflik-konflik tersebut. Al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan sumber utama syariat Islam harus menjadi bahan renungan manusia. Seruan-seruan di dalamnya, diantaranya adalah seruan Allah tentang konflik panjang manusia sejak Adam. Seruan-seruan tersebut tersebut diantaranya terdeskripsikan setelah pengisahan Adam, seperti:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (al-A’raaf: 27)
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (al-A’raaf: 31)
“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (al-A’raaf: 35-36)
Kemudian, dalam puluhan ayat lainnya, Allah menerangkan hasil akhir orang-orang yang beruntung dan yang rugi. Maka Dia memasukkan kaum mukminin yang menyambut seruan-Nya ke dalam surga Na’im.
3. Sifat kehidupan dunia menurut al-Qur’an
Karena hanya berisi kesenangan sementara, dunia bukan tujuan akhir manusia. Karenanya manusia dikatakan tertipu jika dia melupakan tujuan akhir yang diciptakan Allah untuknya, yaitu akhir yang abadi. firman Allah:
“Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.” (al-Baqarah: 86)
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Yunus: 7-8)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali ‘Imraan: 14)
“…Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.” (at-Taubah: 38)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi …..” (al-Qashash: 77)
“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (al-A’raaf: 32)
Kutipan terjemahan ayat-ayat di atas mengisyaratkan hubungan manusia dengan dunia serta sifat-sifat dunia yang penting kita ketahui. Sifat ini, diantaranya, adalah:
– Pertama, dunia adalah gambaran kesenangan yang sementara atau hanya sebagai sarana lintasan manusia untuk menuju ke akhirat. Karenanya dunia bukanlah tujuan terakhir manusia.
– Kedua, dunia sangat sarat perhiasan, keindahan, nafsu, syahwat, dan kelezatan yang justru inilah ujian dan cobaan hakiki bagi manusia.
– Ketiga, seorang muslim boleh, bahkan berhak menikmati keindahan dunia dalam batas yang sesuai syar’i. Dia dapat menikmati dunia bersama-sama orang kafir atau orang yang melihat Allah dari segi material [agnotis] dengan syarat tidak mendorong kelalaian kepada Allah. Dia dapat memiliki harta dengan pengeluaran zakatnya atau mempunyai anak untuk dididik ketaatan kepada Allah. Artinya seorang muslim dapat menikmati perkara yang dibolehkan syariat dengan tujuan untuk mengamalkan syariat tersebut.
– Keempat, dunia memiliki kaidah-kaidah sosial dan kamanusiaan yang diwujudkan dalam bentuk masyarakat dan bangsa. Barangsiapa yang berusaha di dunia, hasilnya akan dirasakan di dunia. Dan barangsiapa yang menaklukkan dunia untuk keridlaan Allah, dia akan beruntung dunia dan akhirat.
– Kelima, rentang waktu kehidupan di dunia ini sangatlah singkat tidak lebih dari sesaat menurut perhitungan akhirat.
“(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram; mereka berbisik-bisik di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)” Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling Lurus jalannya di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja”. (Thaahaa: 102-104)
– Keenam, kehidupan dunia adalah ajang keletihan, kerja keras, dan kesungguhan, sebagaimana firman Allah:
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (al-Isyiqaq: 6)
– Ketujuh, orang-orang yang beriman akan mendapatkan pertolongan Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Pada dasarnya, tujuan kehidupan dunia ini bukan untuk melahirkan kekafiran dan kerusakan sebagaimana difirmankan Allah:
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (al-Mu’min: 51)
– Kedelapan, kehidupan dunia lebih banyak digunakan sebagai permainan, senda gurau, dan kebanggaan oleh manusia. Firman Allah:
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid: 20)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (at-Takaatsur: 1-2)
4. Aspek Pendidikan Kehidupan Dunia.
Pemahaman mendalam terhadap kehidupan dunia akan membawa sekaligus mendidik kaum muslimin pada pemahaman berbagai persoalan hidup dan terbiasa untuk hidup positif, terutama untuk hal-hal berikut:
– Pertama, seorang muslim harus berupaya keras menghindarkan tipuan dunia yang dapat melalaikannya dari tujuan penciptaan manusia. Hendaknya ia mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, waspada, bersabar dalam menghadapi bencana, dinamis, serta sering bermuhasabah agar tidak terpaku pada tujuan duniawi.
– Kedua, walaupun harus mengutamakan akhirat, seorang muslim tidak lantas harus menutup diri dari kebaikan dunia. Artinya, fasilitas dunia dia manfaatkan untuk kelancaran ibadah kepada Allah serta mengarahkan segala kenikmatan dunia ini untuk meraih keridlaan Allah.
– Ketiga, dengan pemahaman bahwa dunia ini adalah ajang ujian dan cobaan Allah, seorang muslim hendaknya bersabar dalam menghadapi persoalan dunia. Artinya hidupnya jauh dari rasa putus asa karena di dalam dirinya telah dipersiapkan kesabaran dan perjuangan.
– Keempat, setiap individu atau kelompok manusia harus bersiap diri memerangi musuh yang menghambat berkibarnya kebenaran dan keutamaan. Hendaknya kita tersadarkan bahwa Allah adalah penolong umat yang mewujudkan keimanan dalam perilakunya, mengikuti Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, serta memanfaatkan aneka potensi kekuatan dan keperkasaan sesuai dengan perintah Allah.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html