SENIN, 16 NOV 2015
E. Aqidah Islamiyah
Aqidah Islam
1. Arti
Aqidah
A. Pengertian
Aqidah
Aqidah secara bahasa berasal
dari kata ( عقد) yang artinya ikatan. Secara istilah ialah keyakinan hati atas
sesuatu.‘aqidah’ itu bisa digunakan untuk pelajaran yang ada dalam Islam, dan
bisa juga dijadikan untuk pelajaran lain di luar Islam.dan Sehingga hadir
istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang sesat atau menyimpang dan
ada aqidah yang lurus atau benar.
Dalam Islam, aqidah
Islam (aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang ada dalam
apa yang dinamakan dengan rukun iman,ialah haqqul yakin kepada Allah swt,
Malaikatt-Nya, kitab2-Nya, rasul2-Nya,Dan hari akhir, serta untung baik dan
untung jahat.Masalah ini didasarkan kepada Hadis sh0hih yang diriwayatkan 0leh
Imam Muslim dari Shabat Umar bin Khath0b r.a. yang dinamai dengan ‘Hadits
Jibril’.
B. Menurut Para Ahli
(Terminologi)Dan Pengertian Secara Istilah
Aqidah menurut istilah ialah
perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karnanya,hingga
menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampurkan oleh
keraguan dan keubimbangan.
Menurut hasan al-Banna
Pengertian aqidah Ialah:
"Aqaa'id ialah jamak rai
aqidah juga beberapa hal yang wajib diyakinkan kebenaran 0leh hati kita,
menghadirkankan ketentntraman jiwa kita yang tidak bercampurkn dengan
keraguan-raguan".
Menurut Abu Bakar Jabir
al-Jazairy artian Aqidah ialah:
"Aqidah yaitu sejumlah
kebenaran yang bisa diterima secara umum 0leh manusia berdasarkan pikiran ,
wahyu dan fitrah. Kebenaran itu diniatkan 0leh manusia di dalam hati serta
diyakini keshohihan dan keberadaan secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.
2. Dalam Islam Kedudukan
Aqidah yaitu
Dalam Islam Kedudukan Aqidah
yaitu kedudukan yang sangat penting. umpama suatu bangunan, aqidah ialah
bentengnya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq,
ialah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa benteng ialah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak ada gempa bumi atau hujan lebat, bahkan
untuk menahan atau menanggung beban atap saja, rumah tersebut akan roboh dan
hancur berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan azas bagi tegak islam dan
diterimanya suatu amal.Allah berfirman yang
Artinya: “Maka barangsiapa
mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal
shaleh dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
(Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah ssubhanahu wata'ala juga
berfirman,
Artinya: “Dan sungguh sudah
diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau
benar-benar mengerjakan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan binaasa, dan kamu
betul-betul akan tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar:ayat 65)
Mengingat pentingnya kedudukan
aqidah tersebut, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pelajaran
Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rsulullah saw berdakwah dan
mendidik Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah
atau keimanan, dalam jangka waktu yang sangat panjang, yakni selama kurang lebih
13 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, umat muslim yang merupakan golongan kecil
di Mekkah mendapatkan cobaan keimanan yang begitu berat.cobaan berat itu setelah
itu terbukti menjadikan keimanan umat islam sangat kuat, hingga menjadi pokok
yang kuat kokoh bagi perjalanan pejuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pelajaran
dan menegakkan hukum-hukum syariat dikerjakan di Madinah, dalam jangka tempo
yang lebih singkat, yaitu lebih kurang selama 10 tahun. masalah ini menjadi
pengaajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau
keimanan dalam Islam.
3. Sumber dan
Cara Pengambilan Aqidah Islam
A. Sumber-sumber Aqidah Islam
Aqidah Islam sesuatu yang
bersifat tauqif, maknanya suatu ajaran yang hanya bisa ditetapkan dengan adanya
dalill dari Allah dan Rasul-Nya.Jadi, sumber ajaran aqidah Islam yaitu terbatas
pada al-Quran dan Sunnah saja. Karna,nggk ada yang lebih mengetaui tentang Allah
kecuali Allah subhanahu wata'ala sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang
Allah, sesudah Allah sendiri,dan kecuali Rasulullah saw.
B. Metode Memahami Aqidah
Islam dari Sumber-sumbernya Menurut Para Shahabat
Generasi para shahabat yaitu
penerus yang dikatakan oleh R0sulullah sebagai generasi terbaik kaum
muslimien.Kebenaran mereka terdapat pada pemahaman dan sekalian pengamalan atas
ajaran Islam secara betul dan menyeluruh.Mereka ialah penerus pertama yang
melihat langsung sampainya wahyu, dan mereka mendapat pelajaran dan bimbingan
langsung dari R0sulullah saw. Sesudah generasi shabat, kualifikasi atau derajat
kebenaran itu diikuti secara berurut oleh penerus berikutnya dari kalangan
tabi’in, dan seterusnya diikut 0leh penerus taabi’ut taabi’in.3 generasilah yang
secara umum dinamakan sebagai generasi salafus shalih atau salaf. Rasulullah
bersabda tentang mereka,
“Sebaik-baik manusia ialah
generasi pada masaku, lalu penerus setelahnya, lalu generasi berikutnya…” (H.R.
imam Bukhari dan imam Muslim)
penerus salafus shaleh
(al-salaf al-shalih) mengambil pemahaman aqidah dari al-Quran dan sunnah dengan
metode mengimani atau percaya segala semua yang diinformasikan (ditunjukkan)
oleh 2 sumber itu. Dan apa saja yang tidak ada dalam kedua sumber itu, mereka
mentiadakan dan mentolaknya. Mereka mencukupkan diri dengan 2 sumber itu dalam
menetapkan atau meniadakan suatu pemahaman yang menjadi dasar aqidah atau
kepercayaan.
Dengan cara atau metode di
atas, maka para shahabat, dan generasi berikutnya yang mengikut mereka dangan
benar (ihsan), mereka aqidah dengan aqidah yang sama. Di antara kalangan mereka
tidak adaa terjadi perselisihan dalam hal aqidah.jika pun ada perbedaan, maka
perbedaan di kalangan mereka hanyalah dalam masalah hukum yang bersifat cabang
(furu’iyyah) saja, bukan dalam masalah-masalah yang pokok (ushuliyyah). Seperti
ini pula keadaan yang terjadi di antara golongan para imam madzhab yang 4,
adalah Imam Abu Hanifah (th. 699-767 M),yaitu Imam Malik (tahun 712-797),
kemudian Imam Syafi’i (tahun 767-820), dan Imam Ahmad (tahun 780-855 M).oleh
Karna itulah,jai mereka
dipersaksikan oleh Rasulullah saw sebagai golongan yang selamat dunia akhiratt,
sebagaimana beliau bersabda,
قَالَ : مَا أَنَا عَلَيْهِ
وَأَصْحَابِى
Artinya: “Mereka (golongan
yang selamat) ialah orang-orang yang berada di atas suatu prinsip seperti halnya
sya dan para shahabat sya sudah berjalan di atasnya.” (H.R.Tirmidzi)
C. Ruang Lingkup Pembahasan
Aqidah
Menurut Hasan al-Banna
sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat
Adalah pembahasan tentang
semua sesuatu yang berkaitan dengan Ilahi umpamanya yaitu wujud Allah dan
sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain
2. Nubuwat
Aadalah pembahasan tentang
segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan
tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
Adalah pembahsasan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin,
Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Adalah pembahahasan tentang
segalla sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli yaitu berupa
Al-Quran dan Sunnah) seperti barzakh,alam akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, syurga neraka dan lain sebagainya.
E. Aqidah Islamiyah
Aqidah Islam telah memecahkan
‘uqdah al-kubra’ (perkara besar) pada diri manusia. Islam juga memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan manusia,karna Islam telah menjelaskan bahwa
semesta alam, manusia, dan kehidupan ialah ciptaan (makhluk) bagi pencipta
(al-Khaliq} Allah, dan hanyasannya sesudah kehidupan dunia akan hadir hari
kiamat. Hubungan di antara kehidupan dunia dengan apa yang hadir sebelum
kehidupan dunia ialah ketundukan manusia terhadap perintah Allah dan laranganNya
tapi hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada setelah kehidupan dunia
ialah adanya Hari Kiamat, yang di dalamnya terdapat fahala dan azab
siksa,berserta syurga dan neeraka. Al-Quran sudah menetapkan rukun-rukun aqidah
ni.
"Rasulullah sudah beriman
kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,kemudian demikian pula
orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya",
(al-Baqarah, 285)
Didalam hadits yang panjang,
Jibril as pernah bertanya kepada rasulullah saw,” Beritakanlah kepadaku tentang
iman!” Lalu Rasul saw menjawab, “Iman itu ialah percaya kepada
(adanya) Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan percaya
kepada qadar (takdir), baik dan buruk berasal dari Allah subhanahu wata'ala”.
Jibril berkata, “Engkau benar” (H.R. imam Muslim, imam Tarmidzi,imam Abu Dawud
dan al-Nasa’i).
Aqidah Islam mempunyai
kekhususan diantaranya ialah:
1. Aqidah
Islam dibangun berdasarkan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al-quran, dan
kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi kita mengimani
segala hal yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja apakah yang
diberitahukan itu dapat dijangkau 0leh akal dan panca indra manusia, atau berupa
perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh panca indera
manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara-perkara ghaib
lainnya.
2. fitrah manusia sesuai
dengan Aqidah Islam. Beragama (al-Tadayun) Adalah hal yang fitrah pada diri
manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini ialah kenyatan bahwa dirinya penuh
kekurangan, kelemahan, dan serba membutuhkan satu sama yang lain.setelah Islam
ada untuk memberikan pemenuhan terhadap naluri hati beragama yang punya pada
diri manusia, dan mendidik mausia untuk bisa mendapatkan kebenaran akan adanya
Pencipta Yang Maha Kuasa. Dimana, semua makhluk yang hadir, keberadaanNya
sendiri tidak berggantung pada siapapun.a
3. Aqidah Islam kaffah
(konferehensif).Islam sudah menjawab semua soal manusia tentang semesta alam,
manusia, kehidupan, dan menetapkan bahwa semuanya itu ialah makhluk.Islam pula
menetapkan bahwa sebelum dan setelah kehidupan dunia ada Allah subhanahu
wata'ala, sedangakn sesudah kehidupan dunia akan ada hari Akhir. Islam pula
menetapkan bahwa hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum
kehidupan dunia ialah keterikatan manusia dengan perintah dan
larangan Allah subhanahu wata'ala.tapi hubungan antara kehidupan dunia ini
dengan kehidupan setelahnya ialah timbangan,syurga dan neeraka,Demikianlah
semoga bermamfaat.
0 komentar:
Posting Komentar